Agama sebagai Sistem Pengetahuan dan Simbol

    

    Relasi ilmu pengetahuan dan agama tidak perlu dirisaukan dan bahkan menjadi suatu kebutuhan antara keduanya. Dalam kajian Islam, semua ”kebenaran” berasal dari Allah yang kemudian kebenaran itu berwujud firmân sedangkan kebenaran ilmu pengetahuan berwujud realitas empiris. Hakikatnya keduanya berasal dari Allah, maka kebenaran keduanya tidak akan berbeda apalagi bertentangan. Jika dalam hal realitas empirik dan agama terjadi pertentangan, maka ada dua kemungkinan; yaitu:  ilmu pengetahuan (sains) dan agama belum menemukan kebenaran final (masih dalam proses berkembang),atau pemahaman manusia belum tepat sesuai ilmu Allah (Wasim, 2006: 1).

     Agama merupakan landasan terpenting bagi sistem pengetahuan. Agama tidak dapat dilepaskan dari nilai dan norma yang mengikat dan harus dilakukan secara terus-menerus oleh manusia yang akhirnya membentuk kebudayaan,kemudian diimplementasikan dalam bentuk simbol-simbol keagamaan. Agama dengan ilmu pengetahuan, dalam realitasnya merupakan kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan. Pada dasarnya telah menjadi kebutuhan yang paling mendasar dalam kehidupan manusia. Serta manusia selalu berusaha menjadikan agama sebagai jawaban terhadap realitas kehidupannya,sehingga agama itu dijadikan sebagai bentuk yang mampu memberikan rasa kedamaian pada diri manusia.

    Simbol adalah ciri khas agama, karena simbol lahir dari sebuah kepercayaan, berbagai ritual dan etika agama. Simbol dimaknai sebagai sebuah tanda dalam berbagai bentuk sesuai dengan kultur dan kepercayaan masing-masing. Di dalam pengetahuan tentang orientasi simbolisme dikenal dengan empat Sistem Simbol yang tersusun secara koheren yaitu : Sistem kognitif ,simbol moral,simbol ekspresif dan simbol konstitutif .

·         Simbol kognitif adalah simbol-simbol yang memiliki hubungan dengan ilmu pengetahuan.

·         Simbol moral adalah symbol yang berkaitan dengan berbagai ketentuan normatif.

·         Simbol ekspresif adalah simbol yang berkaitan dengan karya seni.

·         Simbol konstitutif adalah symbol yang terkait dengan kepercayaan dan penyembahan sebagai perilaku utama keagamaan.

  Penggunaan symbol terlihat sangat jelas dalam tradisi dan adat istiadat orang Jawa. Bahkan, menurut sebagian intelektual, penggunaan simbol merupakan salah satu ciri yang menonjol dalam kebudayaan Jawa. Karena agama tidak mungkin dipikirkan tanpa simbol, misalnya simboldalam liturgi yang dimaknai bukan sebagai simbol yang kosong atau sekedar penunjuk jalan saja, tetapi merupakan simbol suci, yang berdaya guna, yakni simbol yang melaksanakan dan menghadirkan secara efektif apa yang dilambangkan itu.

Komentar