Budaya dan Agama dalam Dinamika Sejarah


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

    Agama dan budaya sama halnya bagian kehidupan yang tidak bisa terpisahkan, budaya sendiri merupakan bagian dari tubuh sebuah perkumpulan manusia yang tersistem di sebuah wilayah atau masyarakat maka agama sendiri tergabung dengan masyarakat. Agama digunakan dalam budaya oleh  masyarakat sebagai salah satu tatanan hidup mereka dan pembentuk keunikan masyarakat tersebut. Perkembangan sejarah mempengaruhi juga budaya dan agama tersebut, bagaimana mereka bersikap terbentuk dari sisi budaya sehari-hari mereka dan bagaimana mereka menyikapi perbuatan dan gejala-gejala dalam masyarakat sekitar merupakan perwujudan dari agama. Sejarah perkembangan masyarakat muncul maka terbentuk pula agama dan masyarakat tersebut dalam catatan kehidupan.

BAB II PEMBAHASAN

2,1 Pengertian Agama dan Budaya 

    Kata agama dapat dipahami pengertiannya sebagai sebuah faham prinsip kepercayaaan dari Tuhan. Agama dalam bahasa sansekerta "a" yang berarti tidak. dan "gama" yang berarti kacau maka ditafsirkan bahwa agama adalah segala sesuatu yang tidak kacau karena segala jalan dalam agama telah diatur dan dictetapkan oleh tuhan sebaik-baiknya untuk umat manusia yang menganut. Agama memiliki tujuan  memelihara dan mengatur dalam hubungan manusia yang individu atau pun kelompok terhadap realitas adanya tuhah, menjaga hubungan dengan alam serta sesama manusia.

    Buddhayah yang berarti akal atau budi, bila dipahami lebih luas bahwa budaya merupakan cara hidup yang dimiliki oleh sebuah kelompok lalu akan diwariskan kegenerasi selanjutanya hingga ia berkembang. Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

    Adapun Prof. Dr. Koentjoroningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik  manusia untuk belajar. Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar, seperti tindakan naluri, refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi.

2.2 Perkembangan Sejarah Bagi Agama dan Budaya 

    Dalam sejarah bisa dilihat bahwa beberapa agama dan budaya baru banyak yang masuk dan ber akulturasi  dengan budaya lokal. Diambil contoh agama Islam yang berkembang di Indonesia, Islam diketahui masuk Indonesia disekitar abda ke-7 dan mulai berkembang abad-13, ada beberapa jalur yang digunakan untuk Islam masuk Indonesia. Jalur perdagangan, perkwinan, pendidikan, dan jalur seni budaya. Jalur yang perdagangan darat dan laut, jalur ini dilakukan oleh para pedangan yang berasal dari negara Islam (Arab, Persia, India, dan negara-negara Asia Tenggara). Proses masuk dari jalur dagang menyebar keberbagai daerah di Nusantara.

Dari jalur dagang kita ketahui mereka yang beragam Islam akan menetap lama di Indonesia dan mereka membaur dengan rakyat pribumi, dan mulai terjalin berbagai hubungan atau bisa dikatakan beberapa jalur masuk Islam mulai banyak yang terbentuk. Contohnya adanya salah satu pedangan yang menikahi penduduk sekitar dan mengharuskan mereka memeluk agama Islam, dan akhirnya mereka membentuk keluarga yang telah beragama Islam. Atau salah satu pedangang menyebarkan agama Islam dengan mengajari mereka. Yang kita kenal bentuk nyata dan besar efeknya dalam penyebaran agama Islam adalah munculnya para wali songgo di wilayah tanah Jawa.

    Dalam hal kebudayaan juga ikut tersebar karena mereka para pedangan tak lepas dari kebiasaan dari wilayah asal mereka. Dapat dijelaskan bahwa disini budaya akan ikut meresap bersamaan dengan agama yang mulai bisa diterima oleh masyarakat asli. Agama dan budaya di Indonesia ini saling memiliki simbiosis karena dalamproses penyebaran membutuhkan sebuah media dakwah sebagai alat pembantu pengenalan agama kepada penduduk pribumi. Maka dalam catatan sejarah diketahui bahwa mereka yang mengenalkan agama islam tidak sepenuhnya menggunakan metode dari asal mereka melainkan dengan  budaya yang ada di daerah itu lebih kearah budaya dalam bidang seni. Dasar agama ialah kepercayaan terhadap Tuhan, kondisi alam sekitar mampu mempengaruhi pembentuk sikap dari manusia maka disini bisa dilihat kemudahan bagaimana ajaran agama ini diterima.
    
    Ada beberapa interaksi antara agama dan budaya lokal:
1. Akulturasi dan Asimilasi Budaya-Agama
2. Interaksi Islam dan Budaya 

BAB III PENUTUP 

3.1 Kesimpulan 

Dari proses  perkembangan agama dan budaya dalam sejarah merupakan hal yang sama sama berhubungan. Karena dengan adanya budaya mampu membantu agama itu diterima dan disebarkan kepada masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
 
Haryanto, J. T, 2015. Relasi Agama dan Budaya dalam Hubungan Intern Umat Islam. Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi), 1(1).

Suharso, 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Semarang. Widya Karya

Hasan, M. Thalhah, 2005, Islam dalam Perspektif Sosial Kultural, , (Cet. III: Jakarta: Lantabora Press)

Aizid, R. 2016. Sejarah Islam Nusantara: Dari Analisis Historis Hingga Arkeologis Tetang Penyenbaran Islam di Nusantara. (Yogyakarta: DIVA PRESS)

Bauto, L. M. 2014. PRESPEKTIF AGAMA DAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MASYRAKAT INDONESIA (Suatu Tinjauan Sosial Agama). Jurnal pendidikan ilmu sosial.

\

Komentar