Kebudayaan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN

1,1 Latar Belakang 

    Negara terbentuk dari sekumpulan manusia yang mendiami wilayah tersebut mereka menduduki dan berkembang secara dimanis dari waktu ke waktu. Kelompok tersebut lebih dikenal dengan nama masyarakat, mereka merupakan kelompok manusia yang tersebar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan yang sama.  Dari definisi masyarakat dapat dicerna bahwa mereka memiliki suatu hal yang melekat menjadi bagian dari tubuh masyarakat, bisa disebut bahwa itu merepukan kebudayaan. 

    Kebudayaan dipahami sebagai segala hal yang berhubungan dengan pemikiran dari manusia yang juga mampu menghasilkan sebuah karya , rasa, dan  masyarakat. Kebudayaan itu terlahir dari segala perilaku dan tradisi yang ada dalam masyarakat dari zaman nenek moyang, kita bisa menganggap ini sebagai bagian dari jiwa masyarakat tersebut. Penjelasan tersebut sama seperti Selo Soemardjan (1988) Masyarakat merupakan bagian dari orang-orang yang hidup berdampingan dan mengciptakan kebudayaan


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebudayaan 

    Dalam etimologis kebudayaan tercantum dalam sansekerta yaitu Buddhayah yang berarti akal atau budi, bila dipahami lebih luas bahwa budaya merupakan cara hidup yang dimiliki oleh sebuah kelompok lalu akan diwariskan kegenerasi selanjutanya hingga ia berkembang. Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

    Adapun Prof. Dr. Koentjoroningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik  manusia untuk belajar. Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar, seperti tindakan naluri, refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi.

2.2 Pengertian Masyarakat

    Definisi dari masyarakat dapat dipahami sebagai sekelompok manusia yang hidup bersama dalam satu wilayah yang sama dan mereka menciptakan sebuah sistem yang akan membentuk interaksi antara satu individu ke kelompok itu. Society (Socius) dapat dipahami sebagai bahasa latin maupun inggris untuk masyarakat, kawan. 

    Dari Peter L. Berger ahli sosiolog menyatakan masyarakat ialah mereka yang memiliki hubungan kompleks akan sifat secara luas, adapun Koentjaraningrat mngetakan sekumpulan manusia atau kelompok persatuan yang berinteraksi menurut sistem yang diciptakan oleh adat istiadat tertentu bersifat tidak mengikat oleh suatu indentias bersama.

    Dalam keseluruhan penjelasan maupun definisi-definisi dari para ahli maupun hasil penelitian yang sudah ada bisa fahami bahwa manusia sendiri itu tercipta tidak untuk hidup secara sendiri, manusia terskenario oleh pencipta untuk hidup secara sosial. Membutuhkan satu sama lain merupakan bagian dari hidup manusia, mengabungkan diri menjadi satu dengan visi serta misi yang sama merupakan bentuk dari hidup manusia.

2.3 Hubungan Kebudayaan dan Masyarakat

    Masyarakat dan kebudayaan bisa dikatan merupakan satu tubuh, yang saling bergantungan tersusun dari banyaknya sistem pembentuk.  Bergabung untuk mengapai tujuan hidup secara efisien dan efektif, Jogiyanto berpendapat bahwa sistem merupakan kumpulan dari banyaknya elemen yang saling berinteraksi agar mencapai sebuah tujuan yang mengambarkan berbagai kejadian yang nyata (benda, orang, dan tempat). Adapun Harijono Djojodiharjo, sistem adalah gabungan obyek yang mempuyai hubungan dalam fungsi dan ciri obyek keseluruhan  menjadi kesatuan fungsi.

    Dipahami kembali bahwa budaya dan masyarakat menjadi bagain dari hidup masyarakat itu karena terbentuk keduanya merupakan alat pembantu manusi bertahan hidup.

2.4 Kesimpulan

    Masyarakat berkembang pasti menciptakan sebuah kebudayaan, kebudayaan terbentuk tidak mungkin ada bila manusia itu tidak membentuk sebuah perkumpulan. Maka dipahami kebudayaan yang dinamis pasti akan bersamaan dengan berkembangnya masyarakat. Untuk bertahan hidup saja manusia yang berkembang itu membutuhkan sebuah sistem untuk memenuhi kebutuhan mereka, sistem tersebut adalah kebudayaan itu. 
        Maka masyarakat yang berkembang tanpa adanya kebudayaan yang menjadi ciri khas mereka maka dikatakan itu tidak mungkin.

DAFTAR PUSTAKA: 

Kusmanto, H. 2014. Partisipasi Masyarakat dalam Demokasi Politik. JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA), 2(1).

Rosana, E. 2017. Dinamisasi kebudayaan dalam realitas sosial. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 12(1).

MUHAMAD ROHIDI DZIKRULLAH DAN Dr.H.WAWAN SETIAWAN M.Sn. 2017. PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI TENTANG TATA KRAMA BERKUNJUNG DI WILAYAH KASEPUHAN KANEKES (BADUY). MUHAMMAD ROHIDI DZIKRULLAH 126010036. Skripsi(S1) II

Adang & Anwar, Yesmil. 2013, Sosiologi untuk Universitas. Bandung: (Refika Aditama)

Soemardi, Soelaeman & Soermardjan, Selo. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta.

Komentar